Mahathir Mohamad mendesak ASEAN untuk tidak mengundang Donald Trump ke KTT mendatang karena ia dianggap terlibat dalam genosida di Gaza. Simak tudingannya, reaksi negara anggota, dan implikasi diplomatiknya.
Seruan Mahathir Mohamad untuk ASEAN
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, meminta agar ASEAN menolak undangan kepada Donald Trump dalam konferensi puncak (KTT) mendatang. Ia menilai bahwa Trump memiliki keterlibatan terhadap genosida yang terjadi di Gaza, sehingga kehadirannya di forum kawasan akan menjadi kontroversi diplomatik yang merugikan.

Alasan Penolakan: Tuduhan Genosida Trump
Tuduhan Keterlibatan Trump di Konflik Gaza
Menurut Mahathir Mohamad, kehadiran Trump dalam agenda ASEAN akan memberikan legitimasi terhadap pihak yang dianggap bertanggung jawab atas kekerasan dan pelanggaran HAM di Palestina. Ia menyebut bahwa dukungan politik dan militer Amerika Serikat terhadap Israel membuat Trump harus dipertanggungjawabkan.
Mahathir mengklaim bahwa tindakan Trump patut dikritik keras karena dianggap memperparah penderitaan rakyat Palestina dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi oleh komunitas internasional.
Kapasitas Moral ASEAN dalam Menolak
Di hadapan publik dan lewat media sosial, Mahathir Mohamad menyampaikan bahwa ASEAN — sebagai blok negara dengan populasi besar dan posisi strategis — seharusnya punya keberanian diplomatik. ASEAN bisa menetapkan standar moral dan etika dalam hubungan internasional, termasuk menolak undangan terhadap tokoh yang kontroversial terkait genosida.
Ia menegaskan bahwa mengundang seseorang dengan reputasi negatif di mata HAM akan melemahkan kredibilitas ASEAN di panggung global.

Reaksi dan Tantangan Internal ASEAN
Pro dan Kontra di Kalangan Anggota ASEAN
Permintaan Mahathir Mohamad ini bukan tanpa tantangan. Beberapa anggota ASEAN memang telah menunjukkan keterbukaan terhadap undangan Trump sebagai bentuk diplomasi strategis dengan AS. Namun ada pula yang mendukung sikap kritis—bahwa kehadiran Trump bisa memicu protes publik atau menimbulkan gesekan politik internal.
Dilema Politik dan Diplomasi yang Kompleks
Bagi sejumlah negara anggota ASEAN yang menjalin hubungan ekonomi dan militer erat dengan Amerika Serikat, menolak kehadiran Donald Trump di KTT menjadi sebuah keputusan yang sangat rumit. Hubungan bilateral yang sudah terbangun selama bertahun-tahun, termasuk kerjasama di bidang perdagangan, investasi, serta keamanan regional, bisa terganggu apabila ASEAN secara terbuka menolak kehadiran tokoh sekelas mantan Presiden AS tersebut.
Selain itu, beberapa negara bergantung pada dukungan militer AS sebagai bagian dari strategi menjaga stabilitas dan menghadapi tantangan keamanan, seperti ancaman terorisme dan persaingan geopolitik di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, memutuskan untuk tidak mengundang Trump berpotensi memicu ketegangan diplomatik yang berimbas pada perjanjian-perjanjian strategis, program latihan militer bersama, serta bantuan keamanan.

Di sisi lain, terdapat negara-negara ASEAN yang memiliki sikap politik lebih condong ke solidaritas dengan Palestina dan menentang keras segala bentuk pelanggaran HAM yang terjadi di Gaza. Bagi mereka, menyetujui kehadiran Trump dianggap sebagai sebuah kompromi moral yang sulit diterima, karena akan dianggap mengabaikan penderitaan rakyat Palestina serta memberikan legitimasi kepada pihak yang dianggap bertanggung jawab atas konflik yang sedang berlangsung.
Dilema ini memunculkan konflik kepentingan internal di ASEAN, di mana unsur pragmatisme hubungan internasional berbenturan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan nilai-nilai etika dalam diplomasi. Pergulatan ini menuntut ASEAN untuk mengambil sikap yang seimbang, di mana pertimbangan geopolitik harus diimbangi dengan komitmen terhadap norma-norma internasional dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Pada akhirnya, keputusan soal kehadiran Trump di KTT akan menjadi tolok ukur bagi kematangan ASEAN dalam menyelaraskan kepentingan strategis dengan tanggung jawab moral sebagai organisasi regional yang semakin diperhitungkan di kancah global. ASEAN dituntut mampu menunjukkan kepemimpinan yang tidak hanya pragmatis, tetapi juga berani mengambil sikap berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan kemanusiaan.
Potensi Dampak terhadap Kepemimpinan ASEAN
Apabila mayoritas negara anggota setuju pada seruan Mahathir Mohamad, maka ASEAN bisa menetapkan preseden baru dalam diplomasi kawasan: bahwa undangan ke konferensi puncak tidak semata soal hubungan, tetapi juga soal kredibilitas moral.

Implikasi Global & Pesan terhadap Pemimpin Dunia
Seruan Mahathir Mohamad ini mencerminkan ketegangan yang makin tajam antara negara-negara Global Selatan dengan kekuatan besar seperti Amerika Serikat. Dengan menolak figur yang dianggap kontroversial ke KTT, ASEAN berpotensi menyuarakan moral kolektif yang lebih kuat terkait konflik Palestina.
Langkah ini juga bisa mendorong negara-negara lain untuk lebih selektif dalam undangan diplomatik—memastikan bahwa forum internasional tidak menjadi panggung bagi tokoh yang reputasinya dipertanyakan dalam konteks pelanggaran HAM atau genosida.
Penutup
Mahathir Mohamad mendesak agar ASEAN tidak mengundang Trump ke KTT karena dianggap terkait genosida di Gaza. Seruan ini menantang negara anggota untuk mempertimbangkan aspek moral dalam diplomasi kawasan dan bisa jadi akan membuka perdebatan serius tentang kredibilitas ASEAN di panggung internasional.