Thailand dan Kamboja Resmi Sepakat Gencatan Senjata

BREAKING NEWS: Thailand dan Kamboja Resmi Sepakat Gencatan Senjata Tanpa Syarat

Berkat Mediasi Malaysia, Konflik Lima Hari di Perbatasan Dihentikan Mulai Tengah Malam

Putrajaya, Malaysia – Setelah lima hari bentrokan mematikan di perbatasan, Thailand dan Kamboja Resmi Sepakat Gencatan Senjata tanpa syarat mulai diberlakukan pada Selasa, 29 Juli 2025 pukul 00.00 waktu setempat.

Kesepakatan tersebut diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang memfasilitasi pertemuan bilateral antara kedua negara di Putrajaya pada Senin (28/7/2025). Anwar tampil dalam konferensi pers usai mediasi dan menyampaikan isi kesepakatan secara terbuka.

“Baik Kamboja maupun Thailand telah menyepakati dua hal penting. Pertama, gencatan senjata segera dan tanpa syarat akan berlaku efektif pada pukul 24.00 malam ini,” ujar Anwar, dikutip dari AFP.

Latar Belakang Konflik: Sengketa Perbatasan Lama yang Memanas

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja bukan persoalan baru. Sengketa wilayah perbatasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun kembali meletus menjadi konflik bersenjata aktif pada Kamis (24/7/2025).

Situasi kian memanas setelah insiden penembakan yang menyebabkan seorang tentara Kamboja tewas pada Mei 2025. Insiden itu menjadi pemicu utama eskalasi konflik yang kemudian berkembang menjadi pertempuran besar selama lima hari.

Dampak Konflik: Puluhan Tewas, Ratusan Terluka, dan Pengungsian Massal

Hingga Minggu (27/7/2025), bentrokan yang melibatkan artileri berat dan serangan udara telah menelan korban jiwa dan menimbulkan dampak kemanusiaan yang signifikan.

Data korban hingga 28 Juli 2025:

  • Total korban tewas:
    35 orang meninggal dunia di kedua belah pihak.
    ▸ Thailand: 22 korban jiwa, termasuk 14 warga sipil.
    ▸ Kamboja: 13 korban jiwa, delapan di antaranya warga sipil di Provinsi Oddar Meanchey.
  • Korban luka:
    ▸ Lebih dari 200 orang mengalami luka-luka akibat tembakan senjata ringan, ledakan artileri, dan serangan udara.
  • Jumlah pengungsi:
    ▸ Thailand telah mengevakuasi 139.000 warga dari tujuh provinsi yang terdampak.
    ▸ Kamboja melaporkan lebih dari 80.000 warga mengungsi sejak pecahnya serangan pertama.

Peran Malaysia: Penengah Kunci dalam Meredakan Ketegangan

Perdana Menteri Anwar Ibrahim memainkan peran sentral dalam memediasi konflik ini. Malaysia mengambil inisiatif diplomatik setelah menyaksikan eskalasi yang mengkhawatirkan dan risiko meluasnya konflik ke kawasan ASEAN.

Langkah cepat diplomasi regional ini menunjukkan bahwa komitmen terhadap stabilitas Asia Tenggara masih menjadi prioritas utama bagi negara-negara anggota ASEAN.


Kesimpulan: Gencatan Senjata sebagai Titik Awal Perdamaian

Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan menjadi pintu masuk untuk dialog lanjutan yang lebih konstruktif antara Thailand dan Kamboja. Meski perang telah dihentikan, tugas besar untuk menyelesaikan akar masalah—yakni sengketa wilayah—masih terbentang di depan mata.

Jika kedua negara konsisten menjaga komunikasi dan menghormati perjanjian ini, peluang menuju perdamaian jangka panjang dan stabilitas kawasan akan semakin terbuka.


Ikhtisar Singkat: Fakta-Fakta Penting

  • Tanggal gencatan senjata efektif:
    ▸ Selasa, 29 Juli 2025, pukul 00.00 waktu setempat
  • Durasi konflik:
    ▸ 5 hari (sejak 24 Juli 2025)
  • Mediator utama:
    ▸ Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim
  • Jumlah korban jiwa:
    ▸ Total 35 orang (Thailand: 22 | Kamboja: 13)
  • Jumlah pengungsi:
    ▸ Lebih dari 219.000 orang dari dua negara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *